4 desainer muda Indonesia, desainer produk yang memiliki passion dengan pelestarian material dan budaya Indonesia, terkenal hingga ke luar negeri.
Estimated reading time: 8 minutes
InteriorDesign.id – Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat seperti saat sekarang, berbagai aspek industri merasakan pengaruhnya. Tidak terkecuali industri desain interior.
Pengaruh budaya luar dalam proses perkembangannya, sedikit banyak memberi pengaruh dalam pelestarian budaya Indonesia.
Mencintai keanekaragaman seni dan budaya Indonesia sendiri merupakan salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk turut dalam rangka pelestarian budaya.
Peran desainer produk, dalam hal ini juga sangatmembantu melestarikan budaya.
Mereka memiliki cara sendiri bagaimana mengimplementasikan budaya beserta nilai-nilainya dalam karya-karya yang dihasilkan.
Nah, ini adalah 4 desainer produk di Indonesia. Mereka memiliki passion yang tinggi dalam pelestarian material dan budaya Indonesia.
Dan tidak hanya itu, mereka telah menghasilkan berbagai produk furniture estetik bernilai budaya, bahkan terkenal hingga ke pasar luar Negeri.
Baca Juga : 5 Tipe Desainer Interior yang akan Membantu Anda Mewujudkan Hunian yang Aman, Nyaman & Fungsional
A Digital Makeover: Digitalisasi dan Interior Desain
Lukis Arm Chair, Karya: Abie Abdillah
Abie Abdillah, seorang desainer furnitur muda Indonesia yang sangat dekat dengan konverasi budaya Indonesia.
Desainer alumni Institut Teknologi Bandung ini memiliki pengalaman tiga tahun sebagai desainer in house di Chamdani, sebuah perusahaan manufaktur furnitur di Indonesia dan studio desain Zylia.
Abie memiliki fokus pada desain furnitur dengan bahan alami, terutama bahan rotan dan kayu.
Saat ini, Ia mendirikan perusahaan sekaligus studio desainnya sendiri yang diberi nama Studiohiji di Jakarta.
Lukis Arm Chair merupakan salah satu karya Abie Abdillah yang menoreh prestasi internasional yang membanggakan nama Indonesia.
Karyanya terpilih masuk ke dalam koleksi Cappellini, brand ternama dari Italia khusus perabotan.
Lukis Arm Chair sendiri terinspirasi dan merupakan kependekan dari ‘bulu tangkis’.
Kursi berlengan ini dibuat menggunakan mix-material yaitu rotan yang dikombinasikan dengan kayu.
Material rotan digunakan untuk membuat dudukan dan sandaran yang khas layaknya raket bulu tangkis.
Sedangkan rangka kursinya terbuat dari kayu karet yang berasal dari pohon penghasil karet.
Dudukan kursi hadir dengan natural finish dan kaki kursi hadir dengan warna biru matte atau hitam matte.
Tidak diragukan, kursi dengan desain kontemporer dan material alami Indonesia ini sangat cocok untuk menjadi penopang di segala waktu.
Loop Stool, Karya: Alvin Tjitrowirjo
Desainer kreatif dan warisan lokal Indonesia menjadi istilah yang tidak asing jika mendengar sosok ini.
Alvin Tjitrowirjo, seorang desainer produk Indonesia yang mencintai seni, desain, juga tradisi Indonesia.
Karya-karyanya telah tampil di berbagai pameran berskala internasional, yaitu VIVERE Hospitality Maison et Objet Paris, 1% for Art DesignArt Tokyo, Modern Tropicalia Salone del Mobile Milan, dan masih banyak lagi.
Desainer kelahiran Jakarta ini mendirikan merek furniturnya sendiri dengan nama alvinT pada tahun 2006.
Selain itu, ia telah bekerja untuk beragam proyek di sektor perumahan, perkantoran, juga ritel komersial.
Loop Stool merupakan sebuah bangku karya Alvin yang terinspirasi dari keinginan untuk memperbesar keindahan pola tenun terbuka.
Selama ini pola tersebut populer digunakan pada kursi dan sofa rotan di Indonesia.
Dalam deskripsi laman alvin-t, loop stool didesain dengan mengembangkan ide untuk memperbesar skala dan membentuk modul pola tenun hingga menjadi sebuah bangku.
Loop Stool terbuat dari material rotan asli dengan finishing Karuun Rattan.
Bangku ini tersedia dalam 2 warna, yaitu biru dan merah. Ini juga juga tersedia dalam tipe dudukan yang lebih panjang (bench).
Wah, tidak hanya neat dan indah dipandang, bangku ini juga pastinya akan praktis dibawa-bawa menemani aktivitas dalam ruang.
Fallo Chair, Karya: Hendro Hadinata
Hendro Hadinata, seorang desainer produk muda berbasis di Jakarta, yang juga merupakan pendiri Studio Hendro Hadinata.
Setiap karyanya mengusung estetika modern yang berangkat dari tema budaya.
Karya-karya dari desainer alumni FDIK Universitas Esa Unggul ini telah tampil di berbagai pameran desain terkemuka, seperti Maison et Objet, IFFT Tokyo, dan Casa Indonesia.
Fallo Chair merupakan sebuah karya kolaborasi Hendro Hadinata dengan Juno Home.
Juno Home sendiri adalah merek ritel yang didirikan oleh CV JAYA, produsen furnitur yang berdiri sejak 1975 di Jakarta.
Perusahaan ini memiliki pengetahuan dan pengalaman luas dalam menyediakan produk ekspor berkualitas di seluruh dunia.
Desain Fallo Chair terinspirasi dari tanduk kerbau yang ikonik.
Dalam rumah adat di Indonesia, hiasan kepala kerbau dan tanduknya merupakan simbol keluarga kaya dan melambangkan kesuksesan dari pemilik rumah.
Bentuk kesederhanaan dari sebuah kenyamanan adalah ciri khas Fallo Chair.
Anyaman rotan alami digunakan sebagai material dudukan dan sandaran kursi, sedangkan material kayu jati digunakan sebagai kerangka kursinya.
Kursi dining ini memiliki bentukan yang lugas juga stackable yang akan memudahkan perpindahan kursi ini.
Wah! Tidak hanya desainnya kekinian dan multifungsi, kursi ini tentunya akan sangat cantik digunakan untuk segala acara.
Tongkonan Chair, Karya: Arif Zainudin
Desainer muda berbasis di Surakarta, Jawa Tengah, ini bernama Arif Zainudin.
Alumni Instistut Seni Indonesia Surakarta ini merupakan pegiat HDMI Solo, yang getol mengadakan pelatihan dan pengalaman dengan para desainer muda yang ada di Solo dan sekitarnya.
Saat ini, Arif mendirikan start-up di bidang desain dengan label Arz Studio di Solo.
Siapa yang menyangka jika kursi di atas terinspirasi dari bangunan Rumah Tongkonan?
Tongkonan merupakan rumah adat Sulawesi Selatan yang jadi inspirasi Arif Zainudin untuk membuat karyanya ini.
Tongkonan Chair miliknya berhasil masuk lima besar terbaik dalam OCIC (Open Call Indonesia Creation) 2019 yang diadakan oleh ABBASOURCE.
Kursi karya desainer interior kelahiran Gresik ini didesain dari kekagumannya akan bahan dan kekuatan struktur rumah adat suku Toraja, Rumah Tongkonan.
Arif terinspirasi dari bentuk, bahan, dan warnanya.
Kursi yang terbuat dari material kayu ini hadir dalam warna hitam dan cokelat yang merupakan warna tanah alami dalam desain Tongkonan.
Membayangkan kursi Tongkonan jadi tempat menikmati kopi juga healing time di ruangan favorit, nyaman sekali rasanya.
Itulah konservasi budaya ala beberapa desainer produk interior di Indonesia.
Hebat-hebat bukan!
Gabriella Calysta Taslim
Mahasiswa Desain Interior Universitas Kristen Petra, Surabaya.