Ini sering digunakan sebagai cara untuk mengekspresikan kritik sosial atau politik melalui seni atau desain.
InteriorDesign.id – Anti-Desain adalah pendekatan dalam seni dan desain yang bertujuan untuk menghindari atau menolak estetika yang dianggap umum atau mainstream. Anti-desain juga dapat digambarkan sebagai kontra-estetika, yang menolak atau menghindari nilai estetika yang diterima secara umum.
Bermula pada tahun 1960-an, ketika beberapa seniman dan desainer mulai mengekspresikan kekecewaan mereka dengan estetika yang dianggap mainstream dan komersial. Ini dapat dilihat sebagai respons terhadap pemikiran desain yang dianggap terlalu fokus pada estetika dan fungsionalitas, serta kurang fokus pada masalah sosial dan politik.
Salah satu contoh yang paling terkenal dari anti-desain adalah gerakan Situationist International, yang didirikan pada tahun 1957. Gerakan ini menentang pemikiran desain yang dianggap konservatif dan komersial, dan mengejar konsep “detournement” atau “pembalikan” desain yang ada.
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, anti-desain juga dapat dilihat dalam seni kontra-kultur, seperti seni graffiti dan seni jalanan. Seniman ini menggunakan kota sebagai medium untuk mengekspresikan kritik sosial dan politik, dan menolak estetika yang dianggap mainstream.
Anti-desain juga dapat dilihat dalam desain grafis, dengan beberapa desainer yang mengejar pendekatan yang lebih sederhana dan tidak formal dalam desain mereka. Desain ini sering dianggap sebagai respons terhadap desain grafis yang dianggap terlalu fokus pada estetika dan kurang fokus pada pesan atau konteks.
Anti-desain masih digunakan hingga saat ini, dengan beberapa seniman dan desainer yang mengejar pendekatan ini untuk mengekspresikan kritik sosial dan politik. Namun, ada juga yang menganggap anti-desain sudah tidak relevan dan tidak dapat menyelesaikan masalah yang ada.
Bagaimana Penerapan Anti Desain Untuk Interior Ruangan
Menolak estetika yang dianggap mainstream dengan cara menghindari penggunaan warna atau elemen yang dianggap umum, seperti warna pastel atau elemen klasik, dan menggunakan warna atau elemen yang lebih gelap, kontras, atau tidak alami.
Menggunakan elemen yang tidak formal atau kontra-estetika. Ini dapat termasuk penggunaan tekstur yang tidak rata, bentuk yang tidak simetris, atau garis yang tidak lurus.
Menggunakan bentuk yang tidak konvensional atau tidak terduga. Ini dapat termasuk penggunaan lingkaran atau segi empat yang tidak simetris, atau bentuk yang tidak dapat dikenali dengan jelas.
Mengekspresikan kritik sosial atau politik melalui interior ruangan, seperti menggunakan elemen yang mengingatkan pada masalah sosial atau politik tertentu.
Note : Perlu diingat bahwa penerapan anti-desain dalam interior ruangan harus dilakukan dengan hati-hati dan berpikir kritis, karena anti-desain dapat diinterpretasikan sebagai tidak estetis dan bahkan tidak nyaman untuk ditinggali.