Dinding batu alam dan dinding yang terbuat dari stone veneer memiliki perbedaan cukup signifikan dengan kelebihannya masing-masing.
Estimated reading time: 6 minutes
Table of Contents
Interiordesign.id – Anda mungkin pernah melihat display cantik dari stone veneer atau batu alam pada dinding rumah atau kantor. Jika Anda kesulitan membedakan stone veneer dan batu alam, ini dikarenakan rancangan yang dibuat oleh pabrik.
Industri stone veneer berusaha sebaik mungkin untuk bisa menghasilkan produk yang bisa menggantikan batu alam. Sama seperti batu alam, stone veneer berperan sebagai penutup bata pada eksterior rumah, area perapian, atau berbagai macam sentuhan interior.
Lalu bagaimana caranya membedakan dinding batu alam dengan yang terbuat dari stone veneer? Produk batu mana yang harusnya Anda beli dan pasang untuk melapisi rumah, perapian, wainscot, serta detail arsitektur lainnya?
Apa Itu Stone Veneer?
Stone veneer, batu arsitektur, batu buatan, serta cultured stone adalah nama-nama berbeda yang digunakan untuk produk yang pada dasarnya sama. Produk ini sama-sama merupakan batu rekayasa yang diproduksi agar bisa terlihat seperti batu alam.
Produk ini merupakan “bubur” semen Portland, agregat, dan oksida besi yang dipanggang dalam cetakan bertekstur agar terlihat seperti batu. Semen dapat memberikan stabilitas pada produk, sedangkan oksida besi memberikan pigmen. Stone veneer tidak boleh disamakan dengan stone veneer imitasi. Ini dikarenakan stone veneer imitasi adalah produk polimer berdensitas tinggi yang terasa lebih dekat dengan stereofoam dibandingkan batu.
Kelebihan Stone Veneer
Ringan, mudah dipotong, dan mudah diperoleh
Kekurangan Stone Veneer
Penampilannya seragam, warna dapat memudar, dan rapuh
Apa Itu Batu Alam?
Berdasarkan jenisnya yang banyak digunakan di rumah-rumah, batu alam adalah batu yang 100 persen digali langsung dari tanah. Ia tidak mengalami proses penambahan atau penghilangan, serta tidak memiliki pewarna tambahan.
Batu alam bisa sepenuhnya hadir dengan bentuknya yang asli, seperti batu sungai yang bulat-bulat. Meski begitu, batu alam dapat diukur ke dalam bentuk yang diinginkan. Contohnya adalah balok untuk bangunan, lembaran untuk dinding, atau ubin untuk lantai.
Kelebihan Batu Alam
Memiliki tampilan yang populer, tahan lama, dan tahan terhadap luntur
Kekurangan Batu Alam
Berat dan padat, sulit untuk dipotong, dan sulit untuk diperoleh
Penggunaan Struktural
Stone veneer yang direkayasa sebenarnya terlalu lemah untuk dimanfaatkan secara struktural untuk keperluan bangunan. Batu rekayasa ini memang dapat menahan beratnya sendiri, tetapi ia tidak dapat membawa beban tambahan. Selain itu, stone veneer tidak pernah digunakan untuk lantai. Stone veneer tidak pernah ditemukan pada batu bertumpuk asli. Bagaimanapun stone veneer berhasil meniru tampilan batu bertumpuk.
Berbeda dari stone veneer, batu alam justru dapat digunakan secara struktural, walaupun hal ini cukup langka di bangunan modern. Jika Anda menginginkan batu tumpuk asli untuk dinding Anda, Anda harus menggunakan batu alam.
Namun, ada juga batu alam yang terlalu rapuh untuk penggunaan struktural, seperti batu tulis. Lalu batu alam seperti travertine biasanya digunakan sebagai jalan setapak, lantai, bahkan dinding.
Ukuran, Berat, dan Ketebalan Stone Veneer dan Batu Alam
Stone veneer dengan dimensi penuh memiliki ketebalan sekitar 5 cm hingga 15โ20 cm. Ada pula subkategori stone veneer yakni stone veneer tipis dengan ketebalan sekitar 2,5 cm sampai 5 cm. Ukuran diameter permukaan stone veneer bisa mencapai 35,5 cm. Selain itu, stone veneer memiliki berat setengah kali lebih ringan dibandingkan batu alam dengan ukuran yang sama.
Sedangkan untuk batu alam, batu ini memiliki dua ukuran yang berbeda di pasar konsumennya yang luas. Blok ukuran penuh memiliki ukuran sekitar satu atau dua blok dinding penahan. Ia dapat memberikan cakupan dimensi penuh dan tampilan bertumpuk yang diinginkan oleh banyak pemilik rumah.
Untuk penutup gaya veneer, batu alam akan digali lalu dipotong dengan ukuran industri yang mirip dengan gergaji ubin basah. Meski bergaya veneer, batu ini masih merupakan 100 persen batu alam. Tebalnya sekitar 2 sampai 4 cm. Ukuran muka batu alam bergantung pada jenis batunya, tetapi biasanya punya diameter sekitar 45 cm.
Batu alam pun cenderung jauh lebih berat dibandingkan stone veneer. Contohnya, batu alam memiliki berat sekitar 6 kg per 929 cm persegi. Ini berarti batu alam dua kali lebih berat dibandingkan stone veneer rekayasa.
Tampilan dan Ketahanan terhadap Kelunturan Warna
Warna stone veneer dapat memudar seiring dengan berjalannya waktu. Batu rekayasa yang murah tetapi berkualitas rendah ini memang bisa menjadi tawaran yang cukup menggiurkan. Namun, sering kali tampilannya dinilai “kurang”.
Batu ini dapat memiliki pola yang sangat berulang dengan warna yang bersifat monokromatik serta ketebalan sekitar 2,5 cm. Pastikan Anda membaca spesifikasi pabrikannya terlebih dahulu sebelum membeli dan memesan sampel batu. Selain itu, stone veneer memiliki kualitas yang cenderung konsisten.
Berbeda dari stone veneer, batu alam tidak memiliki pola yang berulang dan umumnya punya penampilan yang menyenangkan. Meski begitu, kualitasnya sangat bervariasi. Warna batu alam dapat memudar karena sinar matahari, tetapi hal ini terjadi dengan sangat lambat dan biasanya tidak akan terlihat dalam seumur hidup seseorang.
Prosedur Pemasangan
Veneer stone rekayasa dipasang dengan reng, lapisan awal, mortar, dan nat atau tanpa nat untuk tampilan tumpukan yang kering. Dalam hal pemasangan, perbedaan utama pada veneer stone buatan dan batu alam adalah berat dan kepadatannya. Batu rekayasa jauh lebih mudah ditangani dan dipotong dibandingkan batu alam, karena sifatnya yang berpori serta ringan. Venner stone yang direkayasa lebih cocok untuk dipasang sendiri dibandingkan batu alam.
Batu alam dapat dipasang langsung pada beton berpori, batu, atau balok. Apabila permukaan batu ini halus, Anda dapat memasang reng logam dan lapisan batu gores. Ini dilakukan untuk menyediakan permukaan lembaran batu yang tipis, sehingga bisa digenggam. Nat dapat ditambahkan di antara batu. Namun jika Anda ingin, Anda bisa memiliki tampilan tumpukan batu yang kering tanpa nat. Batu alam tidak dapat dipasang di dinding kering atau bahan tipis lainnya. Kepadatannya membuat batu alam cenderung sulit untuk diptong.
Itulah beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang stone veneer serta batu alam yang banyak dimanfaatkan sebagai dinding. Masing-masing jenis batu ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Anda tinggal menyesuaikan batu mana yang paling pas untuk kebutuhan Anda.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional untuk ciptakan rumah yang lebih terencana baik secara budget ataupun hasil yang maksimal, kunjungi kami di sini!