Kualitas udara dalam hunian perlu ditingkatkan demi menjaga kesehatan setiap anggota keluarga di masa pandemi.
Estimated reading time: 7 minutes
Table of Contents
- #1 Tinggalkan Penggunaan Pelarut, Pembersih, dan Pemutih
- #2 Buang Sisa Cat untuk Meningkatkan Kualitas Udara
- #3 Hindari Mencuci Pakaian dengan Metode Dry Cleaning
- #4 Ingatlah Bahwa Udara Segar dengan Kualitas Baik Tidak Memiliki Bau
- #5 Buka Jendela Rumah Anda untuk Memelihara Kualitas Udara
- #6 Budidayakan Tanaman Hias
- #7 Cuci atau Ganti Filter Vacuum Cleaner
Pandemi yang terjadi sejak tahun 2020 berhasil menyadarkan masyarakat akan pentingnya segala hal yang berkaitan dengan tempat tinggal. Hal ini membuat masyarakat kemudian berpikir untuk melakukan penataan ulang rumah, agar penyebaran virus penyakit di dalam hunian dapat terhindari. Salah satu hal yang sangat perlu Anda perhatikan adalah kualitas udara dalam rumah Anda.
Meski Anda tidak dapat melihatnya, sebenarnya udara di sekitar kita banyak terkontaminasi produk kimia, partikel dari lingkungan, serta debu. Kontaminasi udara inilah yang menjadi penyebab utama alergi dan masalah pernapasan, khususnya pada bayi dan anak-anak. Sayangnya, masih banyak di antara kita yang mengabaikan pentingnya peningkatan kualitas udara di dalam rumah.
Untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan di masa pandemi seperti sekarang, ada tujuh langkah super yang bisa Anda tempuh. Tujuh langkah super ini dapat membantu Anda memperbaiki kualitas udara di dalam rumah.
#1 Tinggalkan Penggunaan Pelarut, Pembersih, dan Pemutih
Bau disinfektan untuk membersihkan wastafel dan kamar mandi yang selama ini kita anggap baik untuk dihirup, ternyata tidak pada kenyataannya. Selain berbahaya bagi lingkungan pada tahap produksi dan penggunaannya, bahan kimia seperti pemutih klorin juga dapat menguap ke udara dalam rumah Anda. Paparan klorin terus-menerus ini akan mendorong pertumbuhan radikal bebas pada kulit, iritasi mata, serta dapat menyebabkan gangguan pernapasan.
Untuk menghindari produk-produk beracun tersebut, Anda bisa mengganti pemutih klorin dengan soda kue. Produk ini bisa menjadi pembersih yang efektif bagi wastafel dan bak mandi. Lalu, Anda pun bisa mengganti disinfektan pembersih lantai dengan larutan cuka. Larutan cuka amat direkomendasikan sebagai bahan pembersih lantai ubin, kayu, dan keramik. Selain itu, semprotan cuka juga bekerja dengan sangat baik pada kaca dan cermin.
Untuk sabun cuci piring dan deterjen, Anda bisa menggunakan jenis sabun yang mudah terurai secara hayati, bebas fosfat, dan tanpa pewangi, agar tidak membahayakan lingkungan.
#2 Buang Sisa Cat untuk Meningkatkan Kualitas Udara
Mungkin sulit bagi Anda untuk membuang sisa cat dengan warna yang dirasa cocok. Namun jika Anda punya banyak kaleng sisa cat dan yakin tidak akan menggunakannya lagi, sebaiknya Anda singkirkan kaleng-kaleng tersebut, Hal ini dikarenakan tidaklah mungkin bagi Anda untuk menyimpan kaleng cat yang telah dibuka dan digunakan dengan aman.
Cat sering kali mengandung toluena yang merupakan racun reproduksi yang kuat, senyawa organik yang mudah menguap, petrokimia, serta pelarut. Pemerintah kota Anda harus dapat membantu Anda menemukan tempat yang tepat untuk menyimpan cat yang tidak diinginkan dan sisa limbah berbahaya bagi rumah tangga lainnya.
#3 Hindari Mencuci Pakaian dengan Metode Dry Cleaning
Hindari kegiatan mencuci dengan metode dry cleaning, meski ia terbukti dapat membersihkan pakaian dengan lebih cepat. Faktanya, penggunaan zat kimia pada metode ini dapat membahayakan tubuh.
Menurut SCRD (State Coalition for Remediation of Drycleaners), bahan pelarut dry cleaning terdiri dari bensin, minyak tanah, benzena, terpentin, dan minyak bumi yang pada dasarnya cukup berbahaya. Mereka tak hanya mudah terbakar, tetapi juga dapat memicu berbagai penyakit seperti kanker, kerusakan ginjal, serta kerusakan sistem saraf.
Guna menghindari bahaya dry cleaning, Anda harus sebisa mungkin mencuci pakaian Anda dengan mesin cuci atau tangan. Dengan mencuci sendiri pakaian Anda, Anda dapat memastikan kebersihan dan keamanan deterjen yang digunakan selama proses pencucian. Di sini, Anda juga dapat menggunakan deterjen sesuai dengan kebutuhan Anda. Penggunaan deterjen ramah lingkungan juga bisa menjadi pertimbangan.
#4 Ingatlah Bahwa Udara Segar dengan Kualitas Baik Tidak Memiliki Bau
Jika Anda ingin memiliki aroma segar di rumah, Anda bisa mencoba untuk menggunakan diffuser dengan minyak esensial. Selain memberikan aroma segar pada rumah, menghirup minyak esensial beraroma tertentu dapat mendatangkan manfaat. Contohnya, aroma jeruk dapat membantu mengurangi gejala stres dan kecemasan. Lalu aroma lavender dapat meningkatkan kualitas tidur.
Penggunaan minyak esensial ini harus diikuti dengan pedoman pengenceran minyak esensial secara tepat. Ini dilakukan dengan menggunakan minyak esensial di tempat yang berventilasi baik. Anda pun perlu menyebarkan aroma esensial pada ruangan setiap 30-60 menit sekali, agar tetap aman digunakan.
#5 Buka Jendela Rumah Anda untuk Memelihara Kualitas Udara
Tahukah Anda? Bagian dalam rumah rupanya memiliki tiga hingga empat kali lipat polutan debu, tungau, dan zat-zat kimia yang lebih berbahaya dibandingkan area luar rumah. Studi EPA (Environmental Protection Agency) juga membuktikan, bahwa level polutan dalam ruangan cenderung 2-5 kali lebih banyak, bahkan terkadang 100 level lebih tinggi, dari yang ada di luar ruangan.
Bahan bangunan, pelapis akhir, karpet, furniture, dan komputer, dapat mengeluarkan bahan bakar mereka di dalam rumah kita selama bertahun- tahun. Hal ini membuat polutan akan semakin bertambah parah saat alur sirkulasi udara melalui jendela dan pintu tertutup. Biarkan udara segar tersirkulasi ke seluruh rumah Anda sesering mungkin. Jika Anda tinggal di daerah dengan lalu lintas padat, lakukan hal ini saat lalu lintas berada dalam kondisi rendah atau sepi.
#6 Budidayakan Tanaman Hias
Menurut NASA, tanaman hias tidak hanya dapat membersihkan udara, tetapi juga dapat membantu menghilangkan benzena, formaldehida dan/atau trikloroetilen dalam jumlah kecil. Tanaman dengan kelebihan seperti ini contohnya adalah palem bambu dan ivy Inggris.
NASA merekomendasikan kita untuk setidaknya memiliki satu tanaman per 10 meter persegi. Meski penelitian ini sudah berusia cukup tua, tetapi ia masih dianggap sebagai penelitian komprehensif dan akurat oleh banyak orang hingga saat ini.
#7 Cuci atau Ganti Filter Vacuum Cleaner
Cara terakhir untuk meningkatkan kualitas udara pada rumah Anda adalah dengan membersihkan debu pada filter vacuum cleaner Anda. Perlu Anda ketahui bahwa setiap vacuum cleaner punya filter yang berfungsi untuk menjebak partikel debu dan kotoran saat digunakan. Pada umumnya, terdapat tiga jenis vacuum cleaner yang dijual di pasaran, yakni filter sekali pakai, filter yang bisa dicuci, dan filter HEPA.
Bagi Anda yang memiliki vacuum cleaner dengan filter yang dapat dilepas dan dicuci, bagian ini bisa Anda bersihkan dengan optimal. Caranya adalah dengan melepas filter yang ada di dalam produk, lalu ketuk permukaannya agar gumpalan-gumpalan debu yang tersisa di dalamnya dapat hilang. Kemudian bersihkan filter dengan air hangat, biarkan air mengalir beberapa saat, lalu keringkan selama kurang lebih 24 jam.
Perlu diingat bahwa ada pula filter yang tidak dapat dicuci pada beberapa vacuum cleaner. Oleh karena itu, cara membersihkan filter yang seperti ini adalah dengan melihat buku petunjuk tentang cara membersihkan filter atau dengan mengetuk permukaan filter agar gumpalan debunya hilang.
Itulah tujuh langkah super yang bisa Anda lakukan untuk memperbaiki kualitas udara rumah agar tetap sehat di masa pandemi. Ingatlah bahwa ketujuh tahapan ini perlu Anda lakukan untuk menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga di rumah Anda. Selamat mencoba!
JENNIFER WUYSAN
Mahasiswi Program Studi Desain Interior Universitas Kristen Petra, Surabaya.