InteriorDesign.id– Atap bambu merupakan bagian dari masyarakat Indonesia sejak dulu. Suku lokal benua Amerika juga menggunakan bambu sebagai material utama atap rumah. Seiring dengan perkembangan teknologi, variasi atap mulai beragam namun hingga kini atap bambu tetap menjadi primadona arsitektur bergaya natural.
Tema bangunan berbahan dasar bambu semakin giat di sektor pariwisata seperti di Bali. Penginapan, gazebo, sekolah, area spa, yoga dan pondok komunitas mengusung tema ‘naturalisme’ sebagai respon psikologis pengunjung terhadap alam. Bambu merupakan salah satu material yang dipilih pengelola untuk mendekatkan pengunjung dengan alam.
Atap bambu membuat efek eksterior yang indah untuk setiap bangunan, melengkapi nuansa tropis yang maksimal sehingga suhu tetap sejuk sepanjang musim. Bambu merupakan material yang hemat, desain yang natural dan fleksibel.
Apa Itu Atap Bambu
Atap bambu adalah penutup bagian atas rumah atau bangunan yang bahan utamanya adalah bambu, baik dari keseluruhan elemen atap maupun kombinasi dengan bahan lain. Bubungan yang terbuat dari bambu biasanya tidak dicat dengan warna mencolok, melainkan cukup dengan diberikan pelapis tanpa merubah warna alami.
Ada hal yang perlu diperhatikan saat membangun atap bambu yaitu:
- Penahan atap agar tidak terjadinya pelapukan akibat sinar matahari dan hujan.
- Kemiringan atap untuk mengaliri air.
- Jarak antar atap
- Tipe bambu yang digunakan
Mengenal Sistem Pembangunan Atap Bambu, Mengadopsi Teknik yang Ada di Bali
Arsitektur Bali akhir-akhir ini menjadi sorotan karena keunikannya, terutama bangunan dengan gaya natural. Tempat hiburan, resort, museum, dan bangunan-bangunan lain dibuat dengan karya seni yang spektakuler.
Berdasarkan hasil bangunan tersebut, dapat ditarik asumsi bahwa ada beberapa pola pembangunan atap bambu yang paling dominan di Pulau Dewata, yaitu:
1. Bambu belah dua
Source: Goods Home Design
Atap bambu yang dibelah dua terbuat dari tiang bambu yang baru dipanen yang dibelah menjadi dua bagian dan ditempatkan dalam urutan yang saling terkait mirip dengan teknik atap genteng Spanyol. Atap bambu dengan teknik pembelahan ini membutuhkan kemiringan atap minimum 40 derajat dan kasau tidak boleh ditempatkan lebih dari 60 cm. Bubungan atap harus ditutup dengan benar dan teliti.
Agar bambu bisa bertahan lama, sebaiknya terapkan 3 lapisan. Lapisan pertama, tempatkan bedeg atau tikar anyaman bambu di atas kasau (rangka bangunan). Jika dari dalam, bedeg akan terlihat seperti plafon alami.
Lapisan pertama tikar anyaman bambu yang dikenal sebagai bedeg di atas kasau untuk estetika interior, kemudian lapisan kedua Anda bisa menambahkan lapisan membran tahan air dan pasang atap bambu pada bagian terakhir.
Sistem atap ini juga membutuhkan perawatan yang telaten dan perlu diganti setiap 5 tahun. Bambu cepat rusak jika terkena uap air atau bahan organik.
2. Pelupuh
Pelupuh adalah bambu pipih yang dibuat handmade yang dibuat menjadi bubungan atap yang datar. Jika bambu sudah menjadi pelupuh, sebenarnya bisa dijadikan segala jenis material karena bentuknya yang sudah setengah jadi lebih mudah dikreasikan.
Source: Twitter @IFnubia
Proses pemasangan pelupuh memerlukan tiga lapis agar bisa bertahan lama. Rangkaian Pelupuh yang datar dan rapat ditempatkan sebagai plafon yang menempel di atas rangka atap, kemudian pasang membran tahan air, dan terakhir aplikasikan atap eksterior pelupuh.
Pemasangan atap pelupuh bagian terluar memerlukan skill kreativitas dan ketelitian yang tinggi. Tingkat kemiringan atap minimal 40 derajat dan kasau tidak ditempatkan lebih dari 40 cm.
Tipe atap bambu pelupuh sangat sering digunakan pada bangunan-bangunan resort dan atap berbentuk unik. Bentuk pelupuh yang pipih sangat fleksibel dan mampu bertahan lama pada atap lengkung. Usahakan memilih membran penahan air yang terbaik, apalagi untuk pembangunan di iklim tropis seperti Indonesia.
3. Copper
Source: IBUKU Project
Tipe atap copper (tembaga) adalah eksperimen terbaru untuk struktur bambu yang dipelopori oleh John Hardy. Lembaran bambu dibuat seperti atap tembaga, sehingga penyusunannya kurang lebih mirip seperti atap tembaga.
Membuat atap copper membutuhkan kemiringan minimal 15 derajat dan kasau tidak boleh lebih dari 60 cm. Tempatkan pelupuh pada lapisan pertama di atas kasau, kemudian lapisi membran anti air dan terakhir Anda bisa mengaplikasikan atap copper satu persatu pada bagian terluar.
Model copper sangat fleksibel dan bekerja dengan baik untuk atap lengkung. Bangunan beratap tembaga terlihat sangat indah, meski ketahanannya mulai lapuk. Efek glossy menghasilkan cahaya yang indah dari kejauhan.
Implementasi Atap Bambu di Indonesia
Ada beberapa inspirasi atap bambu yang unik dan estetik yang telah dibuat di Indonesia. Beberapa diantaranya terkenal di social media, bahkan ada yang menjadi tempat berteduh sementara konferensi antar-negara. Berikut bangunan-bangunan dengan atap bambu yang bisa Anda jadikan referensi:
1. Camaya, Bali
Source: Booking.com
Villa Camaya memanfaatkan bambu pada seluruh elemen bangunannya. Penempatan rangka bambu yang epik menghasilkan visual garis yang proporsional sehingga indah dipandang dari bawah. Bagian teratas memanfaatkan pelupuh bambu yang kemudian disusun dengan rapi.
2. Green School, Bali
Konon katanya, area serbaguna Green School yang terletak di Kabupaten Badung ini terinspirasi dari tulang mamalia. Struktur bambu dibuat seperti tulang dan otot yang menopang tubuh hewan.
Lapangan multiguna dengan luas 760 meter persegi ini menampilkan lengkungan bambu dari dalam dengan pola yang epik. Celah di sekitar kanopi memberikan kesan sejuk karena membiarkan angin dari kedua arah masuk ke dalam area serbaguna.
3. Dome Apurva
Source: Tribun.com
Dome sementar ini dibuat untuk pertemuan internasional G-20 di Bali. Bangunan ini jelas tidak permanen dan hanya dibuat untuk makan siang para delegasi Negara anggota. Menurut situs kominfo, ruangan seluas 800 meter persegi itu memiliki filosofi yang menyatu.
Bentuk dome yang mirip seperti gunung, bentuk yang melingkar dan terbuat dari bambu mengisyaratkan persatuan antar-negara dengan cita-cita luhur. Bambu merepresentasikan masyarakat Bali yang lekat dengan kerajinan.
Bangunan sementara ini kemudian didaur ulang, bambu yang telah dilepas kemudian digunakan untuk kepentingan lain setelah pertemuan usai.
Source: Detik.com
Kelebihan dan Kekurangan Material Bambu Sebagai Atap
Sebagai referensi dan informasi, interiordesign.id menemukan bahwa bambu memiliki kekurangan dan kelebihan untuk ditempatkan pada bubungan atas. Berikut penjelasannya:
1. Bambu memberikan sentuhan natural yang maksimal
Bahan baku alami memberikan efek natural yang tiada duanya. Sangat cocok untuk bangunan yang mengusung tema alam seperti penginapan yang populer di Indonesia akhir-akhir ini.
2. Pemasangan dengan alat sederhana
Cukup menyediakan material bambu yang ingin Anda pasang, kemudian paku dan palu, atau paku tembak atap bambu bisa terpasang dengan cepat kurang dari 1 minggu. Teknik instalasi tergantung pada bentuk atap, namun umumnya alat yang digunakan tidak rumit.
3. Fleksibel dari sisi desain
Atap bambu sangat fleksibel mengikuti desain, apalagi jika sudah berbentuk pelupuh atau copper. Hasilnya spektakuler, epik dan out of the box. Inilah kunci kesuksesan villa dan penginapan di Bali, karena mengusung konsep arsitektur yang unik sekaligus menyatu dengan alam.
4. Mahal
Jika Anda ingin menggunakan bambu copper, sepertinya perlu berpikir dua kali. Copper adalah model atap bambu termahal namun tahan lama. Di samping itu, perlu pengecekan secara berkala memastikan bahwa tidak ada kerusakan akibat angin/ hujan/ serangga/ burung yang lewat.
5. Diganti secara berkala
Atap bambu yang dibelah dua perlu diganti setiap 5-6 tahun tergantung seberapa parah kerusakannya. Sementara bahan pelupuh rawan diserang serangga, hama dan jamur terutama saat musim hujan.
Meski atap jenis copper mampu bertahan hingga 10 tahun, namun bahan alami tidak memiliki ketahanan seperti tipe atap lain.
Simpulan
Bahan baku bambu merupakan bahan yang paling fleksibel dan menghasilkan bangunan unik dan spektakuler. Namun dibalik keindahannya, atap bambu tidak bisa menjanjikan keindahan dalam jangka waktu yang lama. Perlu perawatan serta penggantian material secara berkala.
Membangun atap dengan bahan baku bambu membutuhkan beberapa tahap yang mungkin tidak mudah untuk orang yang belum terbiasa. Maka dari itu, percayakan desain dan pembangunan atap bambu untuk proyek usaha atau pribadi Anda kepada interiordesign.id.
Segala prosesnya akan dibimbing dengan mudah dan tepat sesuai jangka waktu yang ditargetkan. Mulai dari perencanaan, eksekusi, hingga finishing.
Baca Juga : Wajib Kamu Ketahui Tentang Material Atap Dan Mengenal Tentang Model Atap Rumah
